Beberapa ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk menjaga imun tubuh :
1. Madu.
Saya
membiasakan minum madu di pagi hari saat bangun tidur.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan
Rabbmu mewahyukan kepada lebah,’buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia’. Kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(An-Nahl
: 68,69).
2. Habbatus
Sauda’ atau Jinten Hitam.
Saya
membiasakan makan Habbatus sauda sekali sebelum tidur.
”Sesungguhnya
pada habbatussauda’ terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali
kematian”.
(HR.
Bukhari & Muslim)
3. Kurma.
Saya
membiasakan makan kurma di pagi hari sebelum berangkat kantor 3 biji.
“Barangsiapa
di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan
terkena racun dan sihir pada hari itu.”
(Muttafaqun
‘alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).
Kata
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah bahwa yang dimaksud kurma
ajwa di sini hanyalah sebagai contoh (permisalan). Manfaat kurma yang
disebutkan dalam hadits tadi sebenarnya berlaku untuk seluruh kurma (bukan
hanya kurma ajwa). Inilah yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al
‘Utsaimin dari perkataan gurunya.
Hadis
dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
Siapa
yang setiap pagi sarapan dengan beberapa kurma Ajwah, maka racun
maupun sihir tidak akan membahayakannya di hari itu sampai malam.
(HR. Bukhari 5768).
4. Buah
Semangka.
Dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan semangka dengan kurma
muda seraya bersabda,
“Kami
memecah panasnya ini (kurma muda) dengan dinginnya ini (semangka) dan
dinginnya ini (semangka) dengan panasnya ini (kurma muda).”
(Sunan
Abu Dawud; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
5. Buah
Pisang.
“Dan
pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).” (QS. Al-Waqi’ah:29)
6. Jahe.
“Di
dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.”
(QS. Al-Insan:17)
7. Minum
Air Putih.
Saya membiasakan minum air putih setiap
waktu, terutama sebelum dan sesudah tidur.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sahur
adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian
meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena
sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan
sahur.”
(HR.
Ahmad 3/12, dari Abu Sa’id Al Khudri. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya).
“Ada
seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’
Nabi
berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Kemudian
orang itu datang untuk kedua kalinya,
Nabi
berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Orang
itu datang lagi pada kali yang ketiga,
Nabi
tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi
dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah
bertambah mencret).’
Nabi
bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’
Orang
itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”
(HR.
Bukhari & Muslim)
Hadits ini dijelaskan oleh seorang Dokter dan
ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah. Beliau menekankan perlunya
dosis dan sesuai dengan penyakitnya (indikasi). Beliau berkata,
“Memberikan
minum madu dengan berulang kali menunjukkan mengenai ilmu kedokteran yaitu obat
harus sesuai dosis dan jumlahnya sesuai
dengan keadaan penyakitnya.”
(Thibbun
Nabawi hal 29, Darul Hilal).
Dari
Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak
ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup
keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang
menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya,
sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”
(HR.
Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits
ini hasan) [HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349. Syaikh
Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa perawi hadits ini tsiqqah, terpercaya].
Imam
Syafii rahimahullah berkata,
“Aku
tidaklah pernah kenyang selama 16 tahun kecuali satu kali saja yang aku
berusaha untuk mengeluarkannya. Kekenyangan itu membuat badan menjadi sulit
bergerak, kecerdasan semakin berkurang, jadi sering tidur, dan melemahkan
seseorang dari beribadah.”
(Jaami’
Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:474)
Sumber
:
https://muslim.or.id/41709-pentingnya-dosis-dan-indikasi-pada-thibbun-nabawi.html
https://muslimah.or.id/73-fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html
https://almanhaj.or.id/2452-pengobatan-menggunakan-habbatus-sawda-dengan-madu-dan-dengan-bekam.html
https://rumaysho.com/3440-pelajaran-dari-buka-puasa-dengan-kurma.html
https://konsultasisyariah.com/30882-hoax-khasiat-kurma-ajwah.html
https://rumaysho.com/25270-hidup-sehat-ala-rasulullah-hadits-jamiul-ulum-wal-hikam-47.html
https://rumaysho.com/417-menghidupkan-bulan-ramadhan-dengan-sunnah-puasa196.html
No comments:
Post a Comment