navigasi

Sunday, January 24, 2021

Makanan Penambah Imun Tubuh dalam Islam

 Beberapa ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk menjaga imun tubuh :

 

1.     Madu.

Saya membiasakan minum madu di pagi hari saat bangun tidur.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah,’buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia’. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.”

(An-Nahl : 68,69).

 

 

2.     Habbatus Sauda’ atau Jinten Hitam.

Saya membiasakan makan Habbatus sauda sekali sebelum tidur.

”Sesungguhnya pada habbatussauda’ terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian”.

(HR. Bukhari & Muslim)

 

 

3.     Kurma.

Saya membiasakan makan kurma di pagi hari sebelum berangkat kantor 3 biji.

“Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.”

(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).

Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah bahwa yang dimaksud kurma ajwa di sini hanyalah sebagai contoh (permisalan). Manfaat kurma yang disebutkan dalam hadits tadi sebenarnya berlaku untuk seluruh kurma (bukan hanya kurma ajwa). Inilah yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dari perkataan gurunya.

 

Hadis dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Siapa yang setiap pagi sarapan dengan beberapa kurma Ajwah, maka racun maupun sihir tidak akan membahayakannya di hari itu sampai malam. 

(HR. Bukhari 5768).

 

 

4.     Buah Semangka.

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan semangka dengan kurma muda seraya bersabda,

“Kami memecah panasnya ini (kurma muda) dengan dinginnya ini (semangka) dan dinginnya ini (semangka) dengan panasnya ini (kurma muda).”

(Sunan Abu Dawud; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

 

 

5.     Buah Pisang.

“Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).” (QS. Al-Waqi’ah:29)

 

 

6.     Jahe.

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (QS. Al-Insan:17)

 

 

7.     Minum Air Putih.

Saya membiasakan minum air putih setiap waktu, terutama sebelum dan sesudah tidur.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.”

(HR. Ahmad 3/12, dari Abu Sa’id Al Khudri. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya).

 

 

“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya,

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga,

Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’

Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’

Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”

(HR. Bukhari & Muslim)

 

 Hadits ini dijelaskan oleh seorang Dokter dan ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah. Beliau menekankan perlunya dosis dan sesuai dengan penyakitnya (indikasi). Beliau berkata,

“Memberikan minum madu dengan berulang kali menunjukkan mengenai ilmu kedokteran yaitu obat harus sesuai dosis  dan jumlahnya sesuai dengan keadaan penyakitnya.”

(Thibbun Nabawi hal 29, Darul Hilal).

 

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”

(HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa perawi hadits ini tsiqqah, terpercaya].

 

Imam Syafii rahimahullah berkata,

“Aku tidaklah pernah kenyang selama 16 tahun kecuali satu kali saja yang aku berusaha untuk mengeluarkannya. Kekenyangan itu membuat badan menjadi sulit bergerak, kecerdasan semakin berkurang, jadi sering tidur, dan melemahkan seseorang dari beribadah.”

(Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:474)

 

 

Sumber :

https://muslim.or.id/41709-pentingnya-dosis-dan-indikasi-pada-thibbun-nabawi.html

https://muslimah.or.id/73-fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html

https://almanhaj.or.id/2452-pengobatan-menggunakan-habbatus-sawda-dengan-madu-dan-dengan-bekam.html

https://rumaysho.com/3440-pelajaran-dari-buka-puasa-dengan-kurma.html

https://konsultasisyariah.com/30882-hoax-khasiat-kurma-ajwah.html

https://muslimah.or.id/4973-antara-food-combining-dan-kebiasaan-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

https://rumaysho.com/25270-hidup-sehat-ala-rasulullah-hadits-jamiul-ulum-wal-hikam-47.html

https://rumaysho.com/417-menghidupkan-bulan-ramadhan-dengan-sunnah-puasa196.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments: