navigasi

Sunday, August 25, 2024

Berprasangka Baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ » [ أخرجه إبن حبان]

 

Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman: ‘Aku selalu berada pada prasangka para hamba-Ku, jika dia berprasangka baik maka Aku juga demikian, sebaliknya kalau buruk sangkaannya demikian pula Akupun begitu“. [HR Ibnu Hibban no: 638].

 

Maknanya adalah apapun yang kita dapatkan sifatnya baik maka misal kita dapat nikmat makanan, nikmat kesehatan, kita berkata, “owh ini berarti Allah subhanahu wa ta’ala sedang melimpahkan nikmatnya kedapa saya Alhamdulillah, ini sudah umum. Tapi kalau dia sedang mendapat musibah seperti sakit, kehilangan harta, dan ditipu orang, disini juga dibutuhkan prasangka baik kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kalau kita berprasangka baik, misal kita mengatakan, “mungkin Allah subhanahu wa ta’ala sedang bersihkan dosa-dosaku, mungkin Allah subhanahu wa ta’ala akan tinggikan derajatku”, maka dia akan mendapatkan kebaikan itu. Tapi kalau berprasangka buruk maka ini akan bermasalah untuk kita.

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam Hadits Qudsi :

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

 

Wahai anak Adam…

Janganlah engkau takut kepada siapapun yang mempunyai kekuasaan,

Selama kekuasaan-Ku masih ada…

Dan ketahuilah kekuasaan-Ku tidak akan pernah punah selamanya…

 

Wahai anak Adam…

Jangan pernah engkau takut dengan kesempitan rezeki,

karena perbendaharaan-Ku penuh…

Dan perbendaharaan-Ku tidak akan pernah punah selamanya…

 

Wahai anak Adam…

Aku ciptakan engkau untuk beribadah, maka janganlah engkau main-main…

Dan Aku tentukan rezekimu, maka tidak perlu kamu capek…

 

Tentu anggota tubuh kita terus berusaha, diikuti hati kita bertawakal.

 

Jika engkau ridha terhadap pemberianku-Ku,

Maka akan Aku akan tenangkan jiwa dan ragamu,

Dan engkau akan mulia di sisi-Ku…

Jika engkau tidak ridha terhadap pemberian-Ku,

Maka Demi Kemuliaan dan keagungan-Ku,

Sungguh aku akan membuatmu mengejar dunia,

seperti hewan buas yang sedang mengejar mangsanya di padang pasir,

Kemudian tidak akan datang kepadamu kecuali yang sudah Aku takdirkan.

 

Jika kita ridho dengan apa yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan maka Allah akan buat jiwa dan raga kita tenang lalu kita mulia disisi Allah tapi kalau kita tidak ridho terhadap apa yang Allah berikan,  “kenapa ya ekonomi saya begini, kenapa ya muka saya begini, kenapa ya badan saya begini”, kita banyak berkeluh kesah maka Allah mengatakan Aku akan membuatmu mengejar dunia seperti hewan buas yang sedang mengejar mangsanya di padang pasir, kemudian tidak datang kepadamu kecuali yang sudah Aku tentukan, maka dari itu jadi ora beriman itu santai karena akan mendapat semua apa yang Allah janjikan tidak perlu capek-capek. Orang yang mengejar dunia berlebihan justru karena orang tidak bisa menerima takdirnya Allah atau tidak ridho dengan pembagiannya Allah.

 

Wahai anak Adam…

Aku telah menciptakan langit dan bumi, dan Aku tidak pernah sulit menciptakan keduanya…

Maka apakah engkau pikir Aku akan sulit untuk mengurus rezekimu?

 

Wahai anak Adam…

Jangan pernah engkau minta rezeki untuk esok hari…

Sebagaimana Aku tidak pernah meminta kepadamu amal esok hari…

 

Wahai anak Adam…

Sesungguhnya Aku mencintaimu…

Maka atas hak itulah, cintailah Aku…

 

Makna cinta adalah mengabdi dan berkorban, dengan mengikuti yang diperintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.

 

Hasan Basri mengatakan,

“Aku selalu senang dan tenang karena dua hal,

Pertama karena aku tahu ajalku sudah ditentukan oleh Tuhanku maka aku tidak perlu memikirkannya, beramal saja.

Kedua aku tahu rezekiku sudah ditentukan oleh Tuhanku, maka aku tidak pernah berfikir untuk diambil oleh orang lain.

 

Misal lagi usaha mendapatkan satu proyek berkompetisi dengan orang lain, kemudian kita gagal karena orang lain yang dapat. Maka jawaban sederhana, “belum rezeki”. Karena walau kita berusaha setengah matipun tidak akan dapat, itu sudah Allah subhanu wa ta’ala tentukan.

 

Hadits Qudsi yang lain,

Kata Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman kepada para malaikat,

“Batasilah rezekinya hambaku yang ini karena kalau kau bukakan dia akan kufur dan luaskan rezekinya hamba-Ku yang ini karena kalau kau bukakan dia tambah bersyukur”

 

Jawabannya sederhana, berarti kalau kita mau rezeki kita terbuka maka royallah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala jangan perhitungan.

 

al-Munawi memberikan pengertian,

Hadis qudsi adalah berita yang Allah sampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan berita ‘makna’ itu dengan redaksi beliau. (Faidhul Qodir, 4/468).

 

Sumber :

https://youtu.be/01w1dMR8HVM?si=9jytf3OKueRhNwJ5

https://almanhaj.or.id/35431-hadiah-untuk-orang-yang-sakit.html

https://fahrurrazi.id/untukmu-insan-pengadaan-hadist-qudsi-penuntun-hati/

https://konsultasisyariah.com/22149-apa-itu-hadis-qudsi.html

No comments: