Selasa, 30 Desember 2014 UNDIP
mengadakan acara Refleksi Akhir Tahun dalam bentuk Forum Diskusi dengan tema “Hilirisasi
dan Komersialisasi Penelitian Perguruan Tinggi”. Acara ini menghadirkan Prof.
Sudharto P. Hadi., MES., Ph.D (Rektor UNDIP) sebagai pengantar, Prof. Drs. H.
Mohamad Nasir., M.Si., Akt., Ph.D (Kemenristek dan Dikti) sebagai Keynote
Speaker, Dr. Muhammad Nur., DEA (Dekan FSM UNDIP) sebagai pembicara, Dr. Ir.
Sudarto., MM (Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri) sebagai
pembicara, dan Amir Machmud., SH., NS (Pimred Suara Merdeka) sebagai moderator.
Diskusi dihadiri diantaranya oleh Sekda Jateng, Perwakilan Kapolda Jateng,
Perwakilan Gubernur Akpol, Rektor Universitas Swasta dan Negeri di Semarang,
Pimpinan Fakultas UNDIP, dan Guru Besar UNDIP. Yang q heran adalah sepintas
yang terlihat wajah-wajah mahasiswa hanya perwakilan dari Senat Mahasiswa yang
mana q dan Adhi Prasetyo. q juga salut kepada Adhi karena dia lebih memlih
acara ini ketimbang penerimaan penghargaan LKTI oleh Walikota yang mana dia dan
timnya menjadi Juara 1. Yang masih menjadi pertanyaan di benak q, “Kemana mahasiswa
lainnya?”, Padahal acara seperti ini yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa. Tapi
ya sudahlah mungkin lebih memilih agenda2 penting lainnya.
Menjadi sebuah hal yang luar biasa
ikut forum diskusi bersama para orang-orang dengan jabatan dan intelegensi yang
bisa dikatakan High Class. Salah satu
yang menarik adalah q dan Adhi disalamin oleh para orang-orang hebat itu bisa
dihitung jari. Apa mungkin wajah kita terlihat kurang meyakinkan atau terlihat
seorang mahasiswa, atau ah ini bukan orang penting, acuhkan saja.haha. Apapun
itu dalam hati q berkata, “Pak, Bu suatu saat nanti q bisa melebihi beliau2
semua dan tidak akan membuat orang merasakan apa yang q rasakan”. Selain itu
para orang hebat ternyata juga manusia biasa, saat makan malam beberapa ada
yang makannya sangat bringas, ketika acara diskusi berlangsung juga beberapa
ada yang main handphone, ngobrol,
bahkan bercanda sendiri dengan suara cukup membuat seisi ruangan mendengar.
Okelah apapun itu prestasi mereka saat ini masih lebih baik dari q. Yang
menjadi pembelajaran untuk kita semua adalah bahwa orang2 hebat disana
fitrohnya adalah manusia biasa sama seperti kita, namun mereka bisa lebih baik
dalam pemanfaatan waktu, usaha, dan doa.
Pak Nasir mengawali dengan cerita
beliau sebenarnya tidak menyiapkan diri menjadi Menteri, hanya menyiapkan
menjadi Rektor UNDIP. Jadi belum punya banya pandangan, tapi ketika dilantik
langsung beliau mengadakan rapat bersama eselon 1 untuk dilakukan reorganisasi
dan mulai berdiskusi2 dengan pihak2 terkait untuk membicarakan permasalahan2
yang ada. Pak Nasir mendapati bahwa penelitian di Indonesia sudah sangat luar
biasa banyaknya hingga sudah sampai pada paten, tapi yang menjadi masalah
adalah setelah itu apa? Hanya sebatas Riset, Prototipe, dan Paten. Nah dari situlah
Pak Nasir membuat isu nasional bersama untuk melakukan “Hilirisasi dan
Komersialisasi Penelitian Perguruan Tinggi”. Sebuah penelitian dengan hulu
perguruan tinggi harus dihilirkan agar bermanfaat untuk masyarakat. Intinya
bagaimana agar sebuah riset bisa sampai pada aplikasi yang digunakan industri
maupun jasa dan setelah itu bisa dikomersialkan untuk menjadi profitable yang
tentunya bermanfaat untuk masyarakat. Menurut q itu merupakan gagasan yang
sangat bagus dari Menristek dan Dikti. Kita disini menunggu langkah2 konkret
dari apa yang sudah direncanakan oleh Pak Nasir dkk di Kementrian.
2 comments:
mantep mas.. monggo mampir ke blogku.. heu heu
ok siiip..
kita tingkatkan sense of writing untuk bisa saling berbagi informasi dan inspirasi.
mana alamat blogmu?
Post a Comment