Bersama Canny dan Syahrir alumni Geodesi UNDIP kalian Luar Biasa |
18 September
2016 teman baik saya saat kuliah S1 Teknik Geodesi UNDIP, Arliandy P. Arbad
yang saat ini melanjutkan study di Tokyo University menelepon untuk join dalam acara International Conference of Indonesian Society for Remote Sensing (ICORS
2016). Dia menjelaskan dengan sangat antusias terkait dengan Remote sensing and GIS applications :Disaster
Risk Reduction and Management. Tanpa
pikir panjang saya iyakan saja. Selanjutnya 26 September paper kita dengan
judul Observing Deformation at Mt.Raung
East Java Based on PALSAR-2 Imagery by Using Interferometric SAR langsung
di submit.
11 Oktober kami mendapat invitation letter untuk mempresentasikan
abstrak di ICOIRS tersebut. Saat saya melihat informasi tersebut rasa senang
sekaligus takut bercampur disana, senang karena bisa mengikuti International Conference pertama kali,
takut karena harus mempresentasikan dalam bahasa Inggris dan secara topik
penelitian bukan bidang keahlian saya. Lebih parah lagi si Arbad sebagai Co-Author ternyata tidak bisa hadir di
Yogyakarta, karena bertepatan ada presentasi juga di Colombo, Srilanka.
Mulai
11 Oktober saya terus meningkatkan skill bahasa inggris dan memperdalam tentang
paper yang akan saya presentasikan ini. Waktu berjalan sangat cepat hingga H-1 conference saya masih galau dan
pikiran-pikiran negatif terus muncul dalam pikiran. “Wah speaking english masih kacau, penguasaan materi presentasi semakin
dipelajari semakin banyak pula yang ternyata perlu dipahami, kalau ada
pertanyaan yang tidak bisa dijawab gimana? Mau ditaruh mana muka saya, dll.”
Alhamdulillah
akhirnya pagi 17 Oktober jam 7.30 Arbad nelpon dan memberi semangat, “Geng
menurut ku kesempatan presentasi International
Conference seperti ini adalah kesempatan langka dan belum tentu kamu masih
bisa merasakan di waktu yang akan datang. Ambil lah. Yang penting kita sudah
usaha dan usaha. Kalau saat presentasi kita tidak tahu ya bilang tidak tahu,
kalau diberi saran ya diterima saja, kalau ada yang membantai ya biarkan saja
toh kita belum tentu ketemu dia lagi. Tinggal kedepan perbaiki lagi.” Okay
langsung pukul 8.00 saya putuskan untuk mengikuti ICOIRS tersebut.
Hari
pertama conference saya kaget karena ternyata
semua keynote speaker menggunakan
bahasa inggris (ya iyalah namanya juga International
Conference). Mau tidak mau saya harus focus tingkat tinggi untuk bisa
memahami materi yang disampaikan pemibacara. Kemudian pukul 12.45 masuk ke sesi
presentasi, nah disini saya benar-benar mempelajari bagaimana para presenter
menyampaikan isi paper mereka. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil
dari presentasi hari pertama, dimana ketika tidak tahu ya sampaikan saja,
ketika tidak bisa bahasa Inggris ya sampaikan saja dalam bahasa Indonesia. Ada
professor yang menggunakan bilingual (Inggris dan Indonesia), ada mahasiswa
yang full Indonesia. Bermacam-macam syle disini, yang penting action dahulu, kalahkan rasa takut dan
pikiran negatif dalam diri kamu.
Hari
kedua dalam hal pemahaman komunikasi bahasa Inggris sudah lebih baik dari
sebelumnya. Sore setelah malam saya terus memperdalam materi presentasi di KP
FT.
Hari
ketiga, 19 Oktober 2016 merupakan salah satu hari yang paling berkesan dan
mendebarkan. Mendebarkan karena ini pertama kali saya mempresentasikan paper di
International Conference dalam bahasa
Inggris lagi, berkesan karena bakal menjadi catatan hidup dan pembelajaran yang
luar biasa untuk saya setelah ini. Pagi saya kuliah hingga pukul 9.30
selanjutnya mempelajari kembali presentasi hingga pukul 11.00 di KP FT.
Sebelumnya pukul 10.30 saya mendapat suplemen semangat dari papah,” Tidak apa
yang dihadapi professor atau lainnya, mereka juga belum tentu paham apa yang
kita sampaikan, yang penting untuk pengalaman”. Pukul 11.15 saya langsung
menuju ke Grand Sahid Hotel tempat ICORS.
Ruang Orchid 3 tempat Saya Presentasi
|
Waktu
menunjukkan pukul 12.45, setelah shalat langsung saya menuju ruangan Orchid 3
menempati meja paling depan sebelah kiri. Alhamdulillah disana ada Canny dan
Syahrir yang juga terus mensupport saya agar tetap semangat. Saya juga sudah
pasrah apapun yang terjadi, mau tidak mau bisa tidak bisa harus dihadapi.
Disana yang bertindak sebagai MC adalah Dzimar adiknya Derta, saya tanya ke
dia,”siapa yang menjadi moderator& penilai?”. Dia Jawab,” Dr. Matthew
Blackett, Senior Lecturer Geography,
Enviromental, and Disaster Management. Faculty of Business, Environment, and
Society, Conventry University, UK.”. Saya dalam hati,”Wow betapa
beruntungnya aku, sudah pengalaman pertama, ditambah moderator dan penilai native English”. Ditambah Prof. Dr.
Hartono, DEA., DESS masuk untuk melihat presentasi kami.
Saat Presentasi |
Tepat pukul 13.00 presentasi dimulai
oleh presenter pertama yaitu pak Sudaryatno tentang Drough Vulnerability Mapping with Geomorphological Approach ini DIY and
Mid-Java. Selanjutnya baru saya, benar karena pengalaman pertama jadi presentasi
saya masih kurang lancar, namun tepat waktu 15 menit alokasi untuk presentasi. Saya
akhiri presentasi dengan,”Sorry if my presentation not fluently because this is
the first but I’m try to the best perform”. Mr.Blackett said,”Oh no problem,
your English is very good”. Kemudian masuk di sesi tanya jawab, ada 3 penanya,
dimana penanya pertama adalah Prof.Hartono. Saya mencoba menjawab dengan bahasa
inggris dan kadang dicampuri dengan bahasa Indonesia, Alhamdulillah semua
penanya mantuk-mantuk (mengangguk) menandakan membenarkan jawaban saya. Walau
dalam hati saya,”kayanya kok mengangguk dengan terpaksa ya.haha”.
Presentasi selesai saya sangat
bersyukur semoga menjadi pembelajaran untuk lebih baik lagi di presentasi
selanjutnya. Mr. Blackett berpesan,”No
problem if you wrong, be brave, let’s try and try again, you are very good”.
dan Prof.Hartono berpesan,”Saya dulu juga saat dihadapan petinggi lapan
gemetaran, tapi karena terus mencoba sekarang sudah terbiasa. Kamu juga sudah
bagus, tadi masih sedikit grogi, tapi mental sudah bagus, berusaha untuk tampil
tenang, semoga lebih baik lagi”.
Bersama Prof. Hartono sebagai Keynote Speaker ICOIRS |
Closing
ceremony pun tiba dimulai pukul 16.15. Saya sama sekali tidak berharap
mendapatkan penghargaan apapun karena ini pengalaman pertama. Akan tetapi Allah
Swt berkehendak lain, kami mendapatkan award
sebagai best paper dalam ICOIRS
2016 ini. Sebagai awal ini menjadi pencapaian luar biasa semoga kedepan tidak
hanya best paper namun juga best presenter. Aamiin. Semua tak lepas
dari sahabat ku yang juga sebagai co-Author, Arbad dan Orang tua yang telah
mendoakan ku di ICOIRS ini. Semoga saya bisa terus meningkatkan kemampuan dan
menebar kebermanfaatan kepada orang-orang sekitar.
Sertifikat Best Paper |
Bersama Prof. Dewayani, President MAPIN. |
No comments:
Post a Comment