sumber gambar : http://wisatahatiyusufmansur.com/wp-content/uploads/2014/01/istiqomah.jpg |
Abu bakar pernah ditanya tentang istiqamah. Beliau menjawab, ”Kamu tidak menyekutukan
Allah Swt dengan sesuatu”. Sedangkan Umar menjawab, ”Kamu tetap mematuhi
perintah dan larangan-Nya serta tidak berusaha untuk berkelit seperti
serigala”. Utsman mendefinisikannya, ”Mengikhlaskan amal karena Allah Swt”.
Sementara Ali menyebutnya, ”menunaikan semua kewajiban”. Hasan al-Bashri
berkata,”Beristiqamahlah dalam melaksanakan perintah Allah Swt, beramallah
dalam menaati-Nya, dan jauhi maksiat kepada-Nya”. Ibn al-Qayyim
berkata,”istiqamah adalah kata yg mencakup seluruh ajaran agama. Ia adalah
berdiri dihadapan Allah Swt (mengerjakan semua perintah-Nya) dengan sepenuh
kejujuran dan kesetiaan”.
Ketika kita berjalan menuju arah
yang berlawanan dengan tuntutan hati nurani kita, berlawanan dengan ajaran
agama Islam, tidak menaati perintah Allah Swt, tidak menjadikan Al-Quran
sebagai pedoman hidup kita. Hal tersebut merupakan bentuk dari penyimpangan
keistiqamahan. Nabi Muhammad Saw bersabda,”Aku beriman kepada Allah Swt,
kemudian beristiqamahlah”. (HR.Baihaqi, Nasa’I, dan al-Hakim).
Doa yang kita panjatkan setiap hari
dalam shalat lima waktu dalam setiap rakaatnya adalah ihdinash shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yg lurus). Ini
menunjukkan betapa sulit menjaga keistiqamahan setiap kali kita beraktifitas.
Memang tetap berada di jalan Istiqamah merupakan tantangan yg berat dalam
kehidupan ini.
Betapapun beratnya cobaan hidup
kita, betapapun terjalnya jalan hidup yg dilalui, betapapun sulitnya rintangan
perjalanan, betapapun menghimpitnya persoalan hidup yg datang. Semua itu
seharusnya jangan sampai membuat kita keluar dari jalan keistiqamahan.
Kegagalan menempuh jalan keistiqamahan akan menimbulkan banyak kerugian.
Sekarang
kita akan membahas, bagaimana agar kita bisa menjaga keistiqamahan ini? Nah
itulah pertanyaan yg bagus sekali dan semoga bs menjadi pembelajaran utk kita
bersama.
1. Istiqamah
merupakan bentuk anugerah dari Allah Swt. Maka dari itu senantiasalah di setiap
waktu memohon kpd Allah Swt agar dianugerahi keistiqamahan.
2. Merasakan
pengawasan dan pemantauan atas diri kita, dalam kesendirian dan keramaian,
dalam segala ucapan dan tindakan, dalam keadaan sedih dan senang.
3. Tekad
yg kuat dari dalam diri kita utk terus komitmen berada di jalan keistiqamahan,
kendalikan hati dan pagari dengan nilai-nilai keutamaan serta akhlaq mulia
sebagaimana dicontohkan oleh kaum salafus
shalih. “Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau Salafush Sholih (generasi terbaik dari umat Islam) bukan
hanya mengajarkan prinsip dalam beraqidah saja, namun Ahlus Sunnah wal Jama’ah juga bagaimanakah berakhlaq yang
mulia”.
4. Kita
sesama muslim harus saling mengingatkan untuk tetap memegang teguh istiqamah
sebagai jalan hidup.
5. Mengkaji
perjalanan hidup Rasulullah Saw, para sahabat Rasulullah Saw, maupun
tokoh-tokoh yg pny keunggulan krn memegang teguh istiqamah.
6. Menciptakan
lingkungan kondusif utk tumbuh kembangnya istiqamah ini. Tanpa memilih-milih
teman, tetapi setidaknya kita bisa memanajemen dengan baik pula dalam hal
pergaulan. Luangkan waktu utk bergaul bersama orang yg sdh bs konsisten menjaga
istiqamah.
7. Qanaah
dengan apa yg telah Allah Swt berikan kpda kt. Penuhi hati dg sifat ridha, buka
mata bahwa msih bny orang diluar sana yg tidak lebih beruntung dari kita dalam
hal rezeki. Jangan selalu memandang orang yg berada diatas kita disertai iri
dan dengki. Perlu juga utk memandang orang yg berada diatas kita tetapi sebagai
motivasi diri kita utk lebih sukses dalam meraih kehidupan ini. Tetapi yg
paling utama kita harus selalu bersyukur dengan apa yg telah Allah Swt berikan
kpd kt.
8. Jangan
jadikan kondisi hidup yg kurang berpihak sbg alasan utk keluar dari jalur
istiqamah. Setiap orang berhak berusaha menggapai derajat tertinggi dan
martabat teratas dalam segala hal. Namun semangat tersebut jangan sampai
mengeluarkan kita dari jalur keistiqamahan. Hal tersebut bs mjdikan petaka utk
diri kita sendiri.
9. Menjauhlah
dari siapapun yg mendorong kita menuju selain jalan istiqamah. Walaupun secara
tidak langsung, kita bisa merasakan sendiri.
10. Rajin
bertobat dan berserah diri kpda Allah Swt.
Itulah
10 hal yg Insya Allah jika kita bisa selalu menjaga dg sebaik-baiknya,
istiqamah akan selalu bisa kita iringi di setiap langkah kehidupan ini.
Buah
terbesar dan terindah dari istiqamah adalah sa’adah
(kebahagiaan), bahagia dunia dan akhirat. Semoga kita senantiasa berada di
jalan istiqamah.
Wallahu a’lam bish shawabi.
Sumber : Buku “Renungan Harian Seorang Muslim”, Dr.Abad
Badruzaman, Lc., M.Ag.
No comments:
Post a Comment