Masa
anak2 bagi sebagian orang merupakan masa terindah dalam hidup di dunia ini. Bagaimana
tidak? tiada hari tanpa lepas dari kelembutan kasih sayang orang tua, rutinitas
dipenuhi dengan bermain dan bermain.
Namun,
roda kehidupan dunia terus berputar yang artinya semua orang pasti akan
mengalami fase kanak2, remaja, hingga dewasa. Beranjak remaja kita pasti sudah
mulai berfikir, Profesi apa yang sesuai dengan passion kita? Ingin dikenal sebagai apa kita nantinya? Capaian
kesuksesan apa saja yang kita raih?
Untuk
memastikan fase dewasa seindah yang kita bayangkan tidaklah mudah, berbagai
macam faktor harus kita lalui pada fase kanak2 dan remaja, Faktor lingkungan
internal (keluarga), lingkungan eksternal (teman / komunitas), yang terpenting
semua kembali pada faktor diri (usaha & doa).
1. Keluarga
sebagai reason semangat kita untuk
berjuang membalas jerih payah orang tua yang telah merawat kita dari kanak2
hingga dewasa,
2. Teman
dan komunitas akan berpengaruh besar terhadap karakter diri karena bisa jadi
kita lebih banyak berkomunikasi dengan teman dan komunitas daripada keluarga,
maka berteman boleh kepada semua orang namun tetap perlu teman akrab dan
komunitas yang 'baik',
3. Pada
akhirnya diri kitalah yang akan memegang peranan kunci kesuksesan dan tentunya
semua atas kehendak Allah Swt.
- Terkait keahlian saya sangat sependapat
dengan Ust. Felix Siauw,”Rahasia dari menguasai keahlian apapun bukan terletak
pada motivasi, karena motivasi hanya kunci pembuka awalnya saja, tapi ibu dari
segala keahlian adalah pengulangan (repetisi) dan ayahnya adalah latihan (practice). Bila seseorang banyak melatih
dan mengulang, terpaksa ataupun sukarela, dia pasti akan menguasai keahlian
tertentu. Inilah namanya pembentukan kebiasaan (habits)”.
- Untuk mementuk habits itulah kita perlu mengalahkan diri sendiri dari kemalasan,
pikiran negatif, ajakan2 lain yang ‘menyenangkan’ dalam arti negatif dan
sebenarnya berdampak pada kenikmatan sesaat saja. Hal2 tersebut bersumber dari
hawa nafsu yang selalu kita turuti. Sebagai contoh, dengan membaca buku atau
belajar bisa memperkaya pengetahuan, namun kita terkadang lebih senang
menghabiskan waktu untuk main game, nonton film, jalan2 ke mall, dsb.
- “Nafsu ini selalu memerintahkan
kepada keburukan kecuali yang Tuhan beri rahmat. Tuhanku Maha Pengampun lagi
Penyayang,” demikianlah ungkap Nabi Yusuf yang Allah
abadikan dalam firman-Nya dalam QS Yusuf ayat 53.
* Salah satu solusi agar membentuk kebiasaan (habits)
yang baik dan dapat melawan hawa nafsu pada diri adalah dengan mujahadah.
Mujahadah
adalah bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri atau mencegah ketertarikan
akal terhadap aurat jatuh ke nafsu. Berikut 4 tahap dalam melakukan mujahadah :
1.
Meyakini bahwa
semua keinginan nafsu adalah penghalang menuju akhirat (dalam hal ini bisa
sebagai penghalang untuk meraih impian/ cita-cita/ kesuksesan).
2.
Bertekad diri /
komitmen untuk tidak memenuhi apapun keinginan nafsu. (Misal, ada tugas
sekolah/ kampus harus dikumpul besok, namun rasa malas melanda dan ada ajakan
teman untuk bermain. Maka,”lawan dan lawanlah!!!.
3.
Berjuang untuk
melakukan tindakan yang berlawanan dengan keinginan nafsu.
4.
Tidak
memperdulikan “rengekan” nafsu yang ingin dikasihani.
Referensi :
Kajian Ust. Syatori Abdurrauf, 8 Agustus 2017 di
Masjid Nurul Ashri Deresan.
1 comment:
masya Allah
Post a Comment