navigasi

Tuesday, August 8, 2017

Melawan Hawa Nafsu melalui Mujahadah untuk Meraih Kesuksesan


Masa anak2 bagi sebagian orang merupakan masa terindah dalam hidup di dunia ini. Bagaimana tidak? tiada hari tanpa lepas dari kelembutan kasih sayang orang tua, rutinitas dipenuhi dengan bermain dan bermain.
Namun, roda kehidupan dunia terus berputar yang artinya semua orang pasti akan mengalami fase kanak2, remaja, hingga dewasa. Beranjak remaja kita pasti sudah mulai berfikir, Profesi apa yang sesuai dengan passion kita? Ingin dikenal sebagai apa kita nantinya? Capaian kesuksesan apa saja yang kita raih?
Untuk memastikan fase dewasa seindah yang kita bayangkan tidaklah mudah, berbagai macam faktor harus kita lalui pada fase kanak2 dan remaja, Faktor lingkungan internal (keluarga), lingkungan eksternal (teman / komunitas), yang terpenting semua kembali pada faktor diri (usaha & doa).
1.      Keluarga sebagai reason semangat kita untuk berjuang membalas jerih payah orang tua yang telah merawat kita dari kanak2 hingga dewasa,
2.      Teman dan komunitas akan berpengaruh besar terhadap karakter diri karena bisa jadi kita lebih banyak berkomunikasi dengan teman dan komunitas daripada keluarga, maka berteman boleh kepada semua orang namun tetap perlu teman akrab dan komunitas yang 'baik',
3.      Pada akhirnya diri kitalah yang akan memegang peranan kunci kesuksesan dan tentunya semua atas kehendak Allah Swt.
-     Terkait keahlian saya sangat sependapat dengan Ust. Felix Siauw,”Rahasia dari menguasai keahlian apapun bukan terletak pada motivasi, karena motivasi hanya kunci pembuka awalnya saja, tapi ibu dari segala keahlian adalah pengulangan (repetisi) dan ayahnya adalah latihan (practice). Bila seseorang banyak melatih dan mengulang, terpaksa ataupun sukarela, dia pasti akan menguasai keahlian tertentu. Inilah namanya pembentukan kebiasaan (habits)”.
-    Untuk mementuk habits itulah kita perlu mengalahkan diri sendiri dari kemalasan, pikiran negatif, ajakan2 lain yang ‘menyenangkan’ dalam arti negatif dan sebenarnya berdampak pada kenikmatan sesaat saja. Hal2 tersebut bersumber dari hawa nafsu yang selalu kita turuti. Sebagai contoh, dengan membaca buku atau belajar bisa memperkaya pengetahuan, namun kita terkadang lebih senang menghabiskan waktu untuk main game, nonton film, jalan2 ke mall, dsb.
-     “Nafsu ini selalu memerintahkan kepada keburukan kecuali yang Tuhan beri rahmat. Tuhanku Maha Pengampun lagi Penyayang,” demikianlah ungkap Nabi Yusuf yang Allah abadikan dalam firman-Nya dalam QS Yusuf ayat 53.

* Salah satu solusi agar membentuk kebiasaan (habits) yang baik dan dapat melawan hawa nafsu pada diri adalah dengan mujahadah.
            Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri atau mencegah ketertarikan akal terhadap aurat jatuh ke nafsu. Berikut 4 tahap dalam melakukan mujahadah :
1.      Meyakini bahwa semua keinginan nafsu adalah penghalang menuju akhirat (dalam hal ini bisa sebagai penghalang untuk meraih impian/ cita-cita/ kesuksesan).
2.      Bertekad diri / komitmen untuk tidak memenuhi apapun keinginan nafsu. (Misal, ada tugas sekolah/ kampus harus dikumpul besok, namun rasa malas melanda dan ada ajakan teman untuk bermain. Maka,”lawan dan lawanlah!!!.
3.      Berjuang untuk melakukan tindakan yang berlawanan dengan keinginan nafsu.
4.      Tidak memperdulikan “rengekan” nafsu yang ingin dikasihani.

Referensi :
Kajian Ust. Syatori Abdurrauf, 8 Agustus 2017 di Masjid Nurul Ashri Deresan.


1 comment:

Anonymous said...

masya Allah