Beberapa
diantara kita mungkin masih ada yang bertanya, “Tujuan hidup manusia untuk apa
sih?”. Ada yang sudah paham dan dapat sepenuhnya dengan keikhlasan hati melaksanakan
karena Allah Swt. Ada juga yang sudah tahu namun masih belum melaksanakan
sepenuhnya karena Allah Swt. Bahkan ada juga yang sudah tahu namun acuh
terhadap itu semua. Tentunya kita semua berharap masuk kategori paham dan dapat
sepenuhnya melaksanakan karena Allah Swt.
1. Tujuan
hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali
supaya mereka semua menjadikan seluruh aktifitas sebagai ibadah kepada-Ku. (QS.
Adz Dzariat :56)
“Sungguh
Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak; sembahlah
Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An Nahl: 36)
a.
Segala
aktifitas untuk ibadah, dari bangun tidur hingga tidur lagi.
b.
Allah
Swt mengatur setiap aktifitas kehidupan, buktinya hampir seluruh aktifitas terdapat
doa. (Bangun tidur, berpakaian, makan, toilet, berpergian, dll).
c.
Jika
tidak tahu doanya maka cukup dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
d.
Segala
aktifitas kebaikan yang dilakukan dengan niat Ibadah maka bernilai Ibadah.
Sedangkan jika aktifitas diniati untuk kepentingan duniawi maka hanya mendapat
amalan dunia saja meskipun bentuk amalan akhirat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa
yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan
urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di
hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi
dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat
niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu
merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya
dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“.
(HR
Ibnu Majah no. 4105)
e.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
f.
Kita
yang butuh ibadah karena balasan dari ibadah akan kembali lagi kepada kita
“Aku
tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
g.
Apa
makna ibadah?
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Dalam ibadah itu terkandung mengenal,
mencintai, dan tunduk kepada Allah. Bahkan dalam ibadah terkandung
segala yang Allah cintai dan ridhoi. Titik sentral dan yang paling urgent dalam
segala yang ada adalah di hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai
Allah, takut dan bertaubat pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap
hukum-Nya. Di antara bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca
Al Qur’an.” (Majmu’ Al Fatawa, 32/232)
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun:
115).
“Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”
(QS. Al Qiyamah: 36).
2. Kiat agar istiqomah menjalankan
semua aktifitas dalam kehidupan sebagai ibadah.