navigasi

Thursday, October 26, 2017

Tujuan Hidup Manusia dan Kiat agar Aktifitas Bernilai Ibadah


      Beberapa diantara kita mungkin masih ada yang bertanya, “Tujuan hidup manusia untuk apa sih?”. Ada yang sudah paham dan dapat sepenuhnya dengan keikhlasan hati melaksanakan karena Allah Swt. Ada juga yang sudah tahu namun masih belum melaksanakan sepenuhnya karena Allah Swt. Bahkan ada juga yang sudah tahu namun acuh terhadap itu semua. Tentunya kita semua berharap masuk kategori paham dan dapat sepenuhnya melaksanakan karena Allah Swt.
             
1.      Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.
    “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka semua menjadikan seluruh aktifitas sebagai ibadah kepada-Ku. (QS. Adz Dzariat :56)
    “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak; sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An Nahl: 36)
a.      Segala aktifitas untuk ibadah, dari bangun tidur hingga tidur lagi.
b.      Allah Swt mengatur setiap aktifitas kehidupan, buktinya hampir seluruh aktifitas terdapat doa. (Bangun tidur, berpakaian, makan, toilet, berpergian, dll).
c.       Jika tidak tahu doanya maka cukup dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
d.      Segala aktifitas kebaikan yang dilakukan dengan niat Ibadah maka bernilai Ibadah. Sedangkan jika aktifitas diniati untuk kepentingan duniawi maka hanya mendapat amalan dunia saja meskipun bentuk amalan akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“.
(HR Ibnu Majah no. 4105)
e.       Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
f.       Kita yang butuh ibadah karena balasan dari ibadah akan kembali lagi kepada kita
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
g.      Apa makna ibadah?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah. Bahkan dalam ibadah terkandung segala yang Allah cintai dan ridhoi. Titik sentral dan yang paling urgent dalam segala yang ada adalah di hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah, takut dan bertaubat pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap hukum-Nya. Di antara bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al Qur’an.” (Majmu’ Al Fatawa, 32/232)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS. Al Qiyamah: 36).

2.      Kiat agar istiqomah menjalankan semua aktifitas dalam kehidupan sebagai ibadah.

a.      Luruskan niat karena Allah Swt.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob)
b.      Terus belajar dan mengamalkan ilmu.
Usahakan kita harus seimbang antara belajar ilmu duniawi dan akhirat. Bahkan jika belajar ilmu duniawi selalu dihubungkan dengan akhirat sehingga bernilai ibadah. Mari kita renungkan, berapa lamakah kita meluangkan waktu untuk Allah Swt dalam sehari (24 jam)? Janganlah kita mencari waktu luang tapi ubahlah meluangkan waktu khusus untuk Allah Swt.   
Ibnu Mas’ud berkata,
Dahulu orang-orang di antara kami (yaitu para sahabat Nabi) mempelajari sepuluh ayat Qur’an, lalu mereka tidak melampauinya hingga mengetahui makna-maknanya, serta mengamalkannya.” (Muqoddimah Tafsir Ibnu Katsir)
c.       Bergaul dengan orang sholeh.
Bergaul boleh kepada siapapun tapi tetap kita harus punya lingkaran orang2 baik yang menjadi teman akrab, karena itulah yang akan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan masa depan hidup kita. Lihat bagaimana Rasulullah Saw memiliki orang2 luar biasa disekelilingnya (Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, dll).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101)
d.      Banyak berdoa dan mohon ampun kepada Allah Swt.
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran adalah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Referensi :
https://rumaysho.com/

No comments: