navigasi

Thursday, November 16, 2017

Cara Berdoa agar Keinginan Dikabulkan


Allah Swt memotivasi kita untuk berdoa, Allah Swt tunjukkan bahwa dekat dengan hamba-Nya dan merespon doa mereka.
“dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat (mengetahui semuanya). Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186).

            Allah Swt menyebut orang yang enggan berdoa sebagai orang yang sombong.
Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku ijabahi doa kalian. Sesungguhnya orang-orang yang bersikap sombong terhadap masalah ibadah (dengan enggan berdoa) kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina”. (QS. Ghafir: 60)

            Agar doa kita semakin mustajab ada beberapa adab yang harus dilakukan :

1.      Ikhlas niat karena Allah Swt.
2.      Memilih waktu yang mustajab
-          Pada intinya semua waktu baik untuk berdoa, namun ada beberapa waktu yang lebih mustajab untuk berdoa yaitu :
a.      Sepertiga malam terakhir (sekitar pukul 1 dinihari hingga sebelum subuh).
Ø  Allah Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman,”Siapa yang berdoa kepada-Ku Aku kabulkan, siapa yang meminta akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni.” (HR. Bukhari & Muslim)
b.      Seorang dalam posisi sujud.
Ø  “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sudud. Karena itu, perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)
Ø  Tapi yang harus diingat adalah ketika shalat berjamaah harus selalu bergegas mengikuti gerakan imam. Jika imam selesai sujud kita harus ikuti gerakan imam, jangan malah berlama-lama sujud untuk berdoa.
c.       Selesai shalat lima waktu (setelah salam “ba’da dzikir” dan atau akhir tahiyat sebelum salam).
Ø  Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Jika engkau telah selesai (dari shalat atau ibadah, pen.), maka berdo’alah.” Ini jadi dalil sebagian ulama dibolehkan berdoa setelah shalat fardhu. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 599)
Ø  Dalil yang menunjukkan boleh berdo’a di akhir shalat setelah salam adalah hadits berikut,
“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya, “Shalat apa yang paling afdhal?” “Shalat di tengah malam”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu ditanya kembali, “Doa apa yang paling didengar?” “Doa di dubur shalat wajib (yaitu di akhir shalat wajib, pen.).” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya, Jami’ ‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 143-144)
d.      Waktu antara adzan dan iqamah.
Ø  “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak (HR. Abu Daud, Nasa’i, & Tirmidzi)
e.       Saat dan setelah adzan berkumandang.
Ø  Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Ø  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
Ø  Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Artinya, doa sesudah azan termasuk di antara doa yang diijabahi.
f.       Saat turun hujan.
Ø  Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
g.      Hari Jumat (Antara duduknya imam di mimbar hingga selesai shalat jum’at dan ba’da ashar sampai tenggelamnya matahari)
Ø  Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “ ’Abdullah bin  ‘Umar bertanya padaku, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya do’a di hari Jum’at?”
Abu Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan shalat Jum’at.” (HR. Muslim, no. 853)
Ø  Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“(Waktu siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) pasti Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Daud, no. 1048; An-Nasa’i, no. 1390. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
h.      Saat puasa dan waktu menjelang berbuka.
Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tiga orang yang do’anya tidak tertolak : orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, 2: 305. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)
Ø  Waktu menjelang berbuka puasa.
Sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam : ‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
i.        Waktu sahur
Ø  Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
Ø  Imam Nawawi berkata bahwa bentuk keberkahan makan sahur di antaranya adalah karena waktu itu orang bangun, ada dzikir dan do’a pada waktu mulia tersebut. Saat itu adalah waktu diturunkannya rahmat serta diterimanya doa dan istighfar. (Syarh Shahih Muslim, 9: 182)
j.        Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Ø  Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
k.      Saat minum air zam-zam.
Ø  Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya.” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Lihat Al Maqosid Al Hasanah, As Sakhowiy hal. 359. [Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1165]
Maksudnya do’a apa saja yang diucapkan ketika meminumnya adalah do’a yang mustajab.
l.        Bulan Ramadhan
Ø  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Ø  Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

3.      Menghadap kiblat dan mengangkat tangan.
Ø  “dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam.” (HR. Muslim)
Ø  “sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hamba-Nya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud & Tirmidzi)
Ø  Cara mengangkat tangan :
“Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma menceritakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkat setinggi wajahnya.” (HR. Thabrani)

4.      Memulai doa dengan memuji Allah Swt dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ø  Memuji Allah Swt dengan asmaul husna.
“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah Swt, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdia sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad & Abu Daud)
Ø  Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]

5.      Berdoa dengan suara lirih.
Ø  “Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu.” (QS. Al-Isra : 110).
Ø  “(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam : 2-3)
Ø  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berdoa dengan berteriak :
Suatu ketika para sahabat pernah berdzikir dengan teriak-teriak, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
“wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)

6.      Berdoa dengan khusyuk, merendahkan hati, dan penuh harap.
Ø  Allah Ta’ala memuji para Nabi karena mereka selalu bersegera mengerjakan yang baik, rajin berdoa dengan penuh harap, dan merendahkan hati dengan penuh khusyu’.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’ : 90)

7.      Memantapkan hati dan berkeyakinan Allah Swt akan mengabulkan.
Ø  “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan akan dikabulkan...” (HR. Tirmidzi)
Ø  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berdoa dengan menggantung :
“Janganlah kalian ketika berdoa dengan mengatakan,”Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau’. Hendaknya dia mantapkan keinginannya, karena tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhrai & Muslim)

8.      Pahami makna doa yang kita baca agar kita sadar dengan apa yang kita minta.
Ø  “Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lali dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi)

9.      Mengulang-ulang doa.
Ø  Misalnya orang berdoa,”Yaa Allah, ampunilah hamba-Mu, ampunilah hamba-Mu..., ampunilah hamba-Mu yang penuh dosa ini. Ampunilah yaa Allah...”
-          Mengulang-ngulang permohonan menunjukkan kesungguhan dalam berdoa.
Ø  “Ibnu Mas’ud mengatakan ‘apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, beliau mengulangi tiga kali. Dan apabila beliau meminta kepada Allah, beliau mengulangi tiga kali.” (HR. Ahmad, Muslim)

10.  Tidak tergesa-gesa agar segera dikabulkan.
Ø  Hindari perasaan mengapa doaku tidak dikabulkan? Atau kelihatannya Allah tidak akan mengabulkan doaku.
-          “Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan,’Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ø  Sikap tergesa-gesa agar doa dikabulkan tetapi doanya tidak kunjung dikabulkan mengakibatkan dirinya malas berdoa :
-          “Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru.”
Para sahabat bertanya,”Yaa Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?’
Beliau bersabda,”Orang yang berdoa ini berkata,’Saya telah berdoa, saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia putus asa dan meninggalkan doa.” (HR. Muslim & Abu Daud)
Ø  Bersabar dengan menunggu dan menikmati proses daripada ijabah doa itu.
Contoh : - Jika lapar kita berdoa,’Ya Allah hilangkan lapar saya’. Laparnya tidak langsung hilang, ada prosesnya, dapat makanan, ketika dipegang ditangan lapar belum hilang, harus dikunyah dahulu masuk ke perut diproses dengan usus baru lapar hilang.
-          Capek Allah buat kita mengantuk tidur dulu berapa jam baru hilang capeknya.
-          Minum obat dari dokter selama 3 hari. Ya tunggu prosesnya selama 3 hari baru sembuh.
-          Proses itu menjadi pembersihan dosa dan peninggian derajat (Ustadz Khalid)

11.  Banyak taubat dan rajin mengerjakan amal sunah.
Ø  Banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt merupakan sarana untuk mendapatkan cinta-Nya. Dengan dicintai Allah Swt doa akan mudah dikabulkan. Diantara amal yang sangat dicintai Allah Swt adalah memperbanyak taubat dan amal sunah.
-          “Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka... jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika minta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi...” (HR. Bukhari)
Ø  Lakukanlah hal-hal yang tidak dilakukan kebanyakan orang. Lakukan amalan yang tidak wajar yang maka Allah Swt akan berikan satu anugerah yang tidak wajar. Contoh seperti kisah Nabi Ibrahim a.s yang tercantum dalam QS ke 51 : 24-25. (Ustadz Adi Hidayat).

12.  Hindari mendoakan keburukan untuk diri sendiri, anak, maupun keluarga.
Ø  Allah Ta’ala mencela manusia yang berdoa untuk keburukan.
-          “Manusia berdia untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia yang bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra’ : 11)
-          “Kalau sekiranya Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka (binasa).” (QS. Yunus : 11)
Ø  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal ini :
“janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, lalu Allah mengabulkannya.” (HR. Muslim & Abu Daud)

13.  Menghindari makanan dan harta haram.
Ø  Makanan yang haram menjadi sebab tertolaknya doa :
-          “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul.
Allah berfirman,’Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih.’
‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.’
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh. Sehingga rambutnya kusut, lusuh, dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa,’Ya Allah, Ya Allah.’ Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaian dari yang haram dan kenyang dengan yang haram. Lalu bagaimana Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim)

Sumber :
Ust. Khalid Basalamah https://www.youtube.com/watch?v=GMAwkQjUuBY , agar doa mudah dikabulkan.
Ust Adi Hidayat https://www.youtube.com/watch?v=uT3coRreJrg, Begini Caranya Agar Doa Cepat Dikabulkan
https://rumaysho.com/203-perbanyaklah-shalawat-di-hari-jumat.html

1 comment:

hamba Allah said...

sangat manfaat