Allah
Swt memotivasi kita untuk berdoa, Allah Swt tunjukkan bahwa dekat dengan
hamba-Nya dan merespon doa mereka.
“dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat (mengetahui semuanya). Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186).
Allah Swt menyebut orang yang enggan
berdoa sebagai orang yang sombong.
Tuhanmu
berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku ijabahi doa kalian. Sesungguhnya
orang-orang yang bersikap sombong terhadap masalah ibadah (dengan enggan
berdoa) kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina”. (QS.
Ghafir: 60)
Agar
doa kita semakin mustajab ada beberapa adab yang harus dilakukan :
1. Ikhlas niat karena Allah Swt.
2.
Memilih
waktu yang mustajab
-
Pada intinya semua waktu baik untuk
berdoa, namun ada beberapa waktu yang lebih mustajab untuk berdoa yaitu :
a.
Sepertiga
malam terakhir (sekitar pukul 1 dinihari hingga sebelum
subuh).
Ø “Allah Ta’ala turun ke langit dunia setiap
malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman,”Siapa yang berdoa kepada-Ku Aku kabulkan,
siapa yang meminta akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku
ampuni.” (HR. Bukhari & Muslim)
b.
Seorang
dalam posisi sujud.
Ø “Keadaan
terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sudud. Karena itu,
perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)
Ø Tapi
yang harus diingat adalah ketika shalat berjamaah harus selalu bergegas
mengikuti gerakan imam. Jika imam selesai sujud kita harus ikuti gerakan imam,
jangan malah berlama-lama sujud untuk berdoa.
c.
Selesai
shalat lima waktu (setelah salam “ba’da dzikir” dan atau
akhir tahiyat sebelum salam).
Ø Ali
bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Jika
engkau telah selesai (dari shalat atau ibadah, pen.), maka berdo’alah.” Ini
jadi dalil sebagian ulama dibolehkan
berdoa setelah shalat fardhu. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 599)
Ø Dalil
yang menunjukkan boleh berdo’a di akhir
shalat setelah salam adalah hadits berikut,
“Ada
seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
bertanya, “Shalat apa yang paling afdhal?” “Shalat di tengah malam”, jawab Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu
ditanya kembali, “Doa apa yang paling
didengar?” “Doa di dubur shalat
wajib (yaitu di akhir shalat wajib,
pen.).” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya, Jami’ ‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 143-144)
d. Waktu antara adzan dan iqamah.
Ø “Doa
antara adzan dan iqamah tidak tertolak (HR. Abu Daud, Nasa’i, & Tirmidzi)
e.
Saat
dan setelah adzan berkumandang.
Ø Selain
dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan
dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Ø Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau
minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua
kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam
Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
Ø Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ucapkanlah
sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika
sudah selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).”
(HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Artinya, doa sesudah azan termasuk di antara doa yang
diijabahi.
f.
Saat
turun hujan.
Ø “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu
ketika adzan berkumandang dan ketika
hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’,
3078)
g. Hari Jumat
(Antara duduknya imam di mimbar hingga selesai shalat jum’at dan ba’da ashar
sampai tenggelamnya matahari)
Ø Dari
Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “ ’Abdullah
bin ‘Umar bertanya padaku, ‘Apakah
engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya do’a di hari Jum’at?”
Abu
Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia
berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan shalat Jum’at.”
(HR. Muslim, no. 853)
Ø Dari
Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
“(Waktu
siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika
seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di
hari Jum’at) pasti Allah ‘azza wa jalla
akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Daud, no. 1048;
An-Nasa’i, no. 1390. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih)
h.
Saat
puasa dan waktu menjelang berbuka.
Ø Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tiga
orang yang do’anya tidak tertolak : orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, 2: 305. Syaikh
Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan
penguatnya)
Ø Waktu menjelang berbuka puasa.
Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam : ‘”Ada
tiga doa yang tidak tertolak. Doanya
orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya
orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban
no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
i.
Waktu
sahur
Ø Dalam
hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Makan
sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no.
1923 dan Muslim no. 1095)
Ø Imam
Nawawi berkata bahwa bentuk keberkahan makan sahur di antaranya adalah karena
waktu itu orang bangun, ada dzikir dan do’a pada waktu mulia tersebut. Saat itu
adalah waktu diturunkannya rahmat serta diterimanya doa dan istighfar. (Syarh
Shahih Muslim, 9: 182)
j.
Hari
Arafah (9 Dzulhijjah)
Ø Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari
Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan).
k.
Saat
minum air zam-zam.
Ø Dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Air zam-zam sesuai keinginan ketika
meminumnya.” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Lihat Al Maqosid Al Hasanah, As
Sakhowiy hal. 359. [Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
lighoirihi. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1165]
Maksudnya
do’a apa saja yang diucapkan ketika meminumnya adalah do’a yang mustajab.
l.
Bulan
Ramadhan
Ø Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Apabila
Ramadhan tiba, pintu surga dibuka,
pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan
Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Ø “Malam Lailatul Qadr lebih baik dari
1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
3.
Menghadap
kiblat dan mengangkat tangan.
Ø “dari
Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada
di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat dan beliau terus berdoa sampai
matahari terbenam.” (HR. Muslim)
Ø “sesungguhnya
Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka
mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hamba-Nya kembali dengan tangan kosong
(tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud & Tirmidzi)
Ø Cara
mengangkat tangan :
“Ibnu
Abbas radhiallahu’anhuma menceritakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkat
setinggi wajahnya.” (HR. Thabrani)
4.
Memulai
doa dengan memuji Allah Swt dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Ø Memuji
Allah Swt dengan asmaul husna.
“Apabila
kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah Swt,
kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdia
sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad & Abu Daud)
Ø Dalam
riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,
“Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala
ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali
Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
[Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau
memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan
kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]
5.
Berdoa
dengan suara lirih.
Ø “Janganlah
kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah
jalan tengah diantara kedua itu.” (QS. Al-Isra : 110).
Ø “(yang
dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya,
Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”
(QS. Maryam : 2-3)
Ø Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berdoa dengan berteriak :
Suatu
ketika para sahabat pernah berdzikir dengan teriak-teriak, kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
“wahai
manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang
tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi
Maha dekat.” (HR. Bukhari)
6.
Berdoa
dengan khusyuk, merendahkan hati, dan penuh harap.
Ø Allah
Ta’ala memuji para Nabi karena mereka selalu bersegera mengerjakan yang baik,
rajin berdoa dengan penuh harap, dan merendahkan hati dengan penuh khusyu’.
“Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’ : 90)
7.
Memantapkan
hati dan berkeyakinan Allah Swt akan mengabulkan.
Ø “Berdoalah
kepada Allah dengan keyakinan akan dikabulkan...” (HR. Tirmidzi)
Ø Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berdoa dengan menggantung :
“Janganlah
kalian ketika berdoa dengan mengatakan,”Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau
mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau’. Hendaknya dia mantapkan
keinginannya, karena tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhrai & Muslim)
8.
Pahami
makna doa yang kita baca agar kita sadar dengan apa yang kita minta.
Ø “Ketahuilah,
sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lali dan lengah (dengan
doanya).” (HR. Tirmidzi)
9.
Mengulang-ulang
doa.
Ø Misalnya
orang berdoa,”Yaa Allah, ampunilah hamba-Mu, ampunilah hamba-Mu..., ampunilah
hamba-Mu yang penuh dosa ini. Ampunilah yaa Allah...”
-
Mengulang-ngulang permohonan menunjukkan
kesungguhan dalam berdoa.
Ø “Ibnu
Mas’ud mengatakan ‘apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
beliau mengulangi tiga kali. Dan apabila beliau meminta kepada Allah, beliau
mengulangi tiga kali.” (HR. Ahmad, Muslim)
10. Tidak tergesa-gesa agar segera
dikabulkan.
Ø Hindari
perasaan mengapa doaku tidak dikabulkan? Atau kelihatannya Allah tidak akan
mengabulkan doaku.
-
“Akan dikabulkan (doa) kalian selama
tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan,’Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Ø Sikap
tergesa-gesa agar doa dikabulkan tetapi doanya tidak kunjung dikabulkan
mengakibatkan dirinya malas berdoa :
-
“Doa para hamba akan senantiasa
dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim,
selama dia tidak terburu-buru.”
Para
sahabat bertanya,”Yaa Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?’
Beliau
bersabda,”Orang yang berdoa ini berkata,’Saya telah berdoa, saya telah berdoa,
dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia putus asa dan meninggalkan doa.”
(HR. Muslim & Abu Daud)
Ø Bersabar
dengan menunggu dan menikmati proses daripada ijabah doa itu.
Contoh
: - Jika lapar kita berdoa,’Ya Allah hilangkan lapar saya’. Laparnya tidak
langsung hilang, ada prosesnya, dapat makanan, ketika dipegang ditangan lapar
belum hilang, harus dikunyah dahulu masuk ke perut diproses dengan usus baru
lapar hilang.
-
Capek Allah buat kita mengantuk tidur
dulu berapa jam baru hilang capeknya.
-
Minum obat dari dokter selama 3 hari. Ya
tunggu prosesnya selama 3 hari baru sembuh.
-
Proses itu menjadi pembersihan dosa dan
peninggian derajat (Ustadz Khalid)
11. Banyak taubat dan rajin mengerjakan
amal sunah.
Ø Banyak
mendekatkan diri kepada Allah Swt merupakan sarana untuk mendapatkan cinta-Nya.
Dengan dicintai Allah Swt doa akan mudah dikabulkan. Diantara amal yang sangat
dicintai Allah Swt adalah memperbanyak taubat dan amal sunah.
-
“Tidak ada ibadah yang dilakukan
hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku
yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya maka... jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika
minta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi...” (HR. Bukhari)
Ø Lakukanlah
hal-hal yang tidak dilakukan kebanyakan orang. Lakukan amalan yang tidak wajar yang
maka Allah Swt akan berikan satu anugerah yang tidak wajar. Contoh seperti kisah
Nabi Ibrahim a.s yang tercantum dalam QS ke 51 : 24-25. (Ustadz Adi Hidayat).
12. Hindari mendoakan keburukan untuk
diri sendiri, anak, maupun keluarga.
Ø Allah
Ta’ala mencela manusia yang berdoa untuk keburukan.
-
“Manusia berdia untuk kejahatan
sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia yang bersifat
tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra’ : 11)
-
“Kalau sekiranya Allah menyegerakan
keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan,
pastilah diakhiri umur mereka (binasa).” (QS. Yunus : 11)
Ø Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal ini :
“janganlah
kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk
anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan
keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada
Allah bertepatan dengan waktu mustajab, lalu Allah mengabulkannya.” (HR. Muslim
& Abu Daud)
13. Menghindari makanan dan harta haram.
Ø Makanan
yang haram menjadi sebab tertolaknya doa :
-
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
Allah itu baik. Dia tidak akan menerima kecuali yang baik pula. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang
Dia perintahkan kepada para Rasul.
Allah
berfirman,’Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan
kerjakanlah amal shalih.’
‘Wahai
orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami
rezekikan kepadamu.’
Kemudian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang
melakukan perjalanan jauh. Sehingga rambutnya kusut, lusuh, dan berdebu. Orang
itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa,’Ya Allah, Ya Allah.’
Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaian dari yang haram dan
kenyang dengan yang haram. Lalu bagaimana Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR.
Muslim)
Sumber :
Ust
Adi Hidayat https://www.youtube.com/watch?v=uT3coRreJrg,
Begini Caranya Agar Doa Cepat Dikabulkan
https://rumaysho.com/203-perbanyaklah-shalawat-di-hari-jumat.html
1 comment:
sangat manfaat
Post a Comment