27
mei 1453, dalam tahajudnya, teringat sabda
Rasulullah Saw di pikiran seorang pemuda,
“Akan
ditaklukkan konstantinopel, sebaik-baiknya panglima adalah panglima
penakluknya, sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan penakluknya”. (H.R. Ahmad)
800 tahun sudah Rasulullah Saw
mengatakan sabdanya, generasi demi generasi berusaha menaklukkan konstantinopel
namun belum berhasil, mulai timbul keraguan akan sabda Rasulullah Saw,
Hingga sang pemuda tersebut meminta pada
seluruh pasukannya untuk selalu bermohon kepada Allah Swt, terus membaca AL-Qur’an,
sholat sunah ditegakkan, berpuasa karena Allah Swt,
29
mei 1453, dia usahakan segala cara, semua inovasi dilakukan untuk menaklukkan
konstantinopel, seandainya konstantinopel bisa ditaklukkan maka sabda
Rasulullah Saw adalah benar, tetapi jika kita tidak bisa menaklukkannya maka
lebih baik saya dikubur didalam pasir bebatuan yang ada disana karena tidak
bisa menjadi pemimpin sebaik-baiknya pasukan, dia mewajibkan setiap pasukan
untuk mengerahkan semua tenaga dan semua karena Allah Swt,
Pada akhirnya kota ini berhasil ditaklukan
dibawah Seorang Pemuda saleh berusia 21 tahun yaitu Sultan Muhammad Al Fatih (30
Maret 1432 – 3 Mei 1481) yang membuat dunia terkagum oleh kepimpinannya, serta
taktik dan strategi peperangannya, itulah bagian dari Man Jadda Wajada.
“Man Jadda Wajada, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, menjadi
apa yang dia inginkan”.
Rasanya masuk ke seluruh urat nadi semangat Man Jadda
Wajada,
“Melebihkan
usahanya diatas rata-rata orang lain, kita tidak membatasi diri, segala sesuatu
karena Allah Swt”.
“Indikator kesungguhan,
sampai habis semua usaha, semakin banyak usaha yang keluar, semakin banyak
balasan dari Allah Swt”.
“Keberhasilan
usaha pasti ada jarak, jarak bisa detik atau puluhan tahun, jarak harus diisi
dengan usaha, sabar yang aktif, terakhir ditutup dengan husnudzan kepada Allah
Swt, itu yang mengalahkan segalanya”
Sampai batas mana usaha menentukan,
ini sudah sesuai passion kita atau tidak???
“Sesuatu yang
kita mulai, usahakan selesai satu episode, berjalan sampai batas, berkayuh
sampai pulau, going the extra miles, orang berhenti sampai menit 10 kita
teruskan, hingga kita mencapai batas usaha, jangan cepat menyerah, batasnya
dimana, temukan hal tersebut”
Kenyataan tidak seperti yang
diharapkan???
“Ketika sudah berusaha
tapi tidak berhasil, tinggal 2 pilihan mencoba atau menyerah, maka kita harus
tetap mencoba, dan diiringi dengan man shabara zhafira yang artinya barang
siapa bersabar akan beruntung”
“Tidak ada
namanya gagal, setiap usaha pasti ada hikmahnya, seperti tidak ada energy yang
hilang, energy hanya berubah dalam bentuk lainnya, ketika gagal maka kita
menemukan jalan dimana kita tidak cocok untuk hal tersebut, dan menemukan jalan
baru menuju kesuksesan”.
Ngomong-ngomong tentang pesantren,
“Pesantren tidak
hanya belajar agama, tetapi Belajar hidup, tahu kita siapa, dan kemana kita
selanjutnya”
Untuk istiqomah berusaha tetapi
tidak meninggalkan keimanan bagaimana???
“Yang terpenting
diawali oleh niat sebuah tujuan yang jelas, bukan karena ikut-ikutan”
“Dimulai dari
ragu-ragu lama kelamaan akan menjadi yakin, pura-pura yakin tidak apa, lama-lama
akan benar-benar yakin, terkadang untuk yakin harus dipaksa”
Jika gagal terus bagaimana???
1.
Usaha sudah sepenuhnya
2.
Niat udah sebaik-baiknya
3.
Sabar sudah luar biasa..
4.
Doa sudah semaksimal mungkin.
5.
Husnudzan adalah kuncinya.
“Jika hal
tersebut sudah dilakukan tetapi belum berhasil mungkin inilah titik batas kita
untuk mencoba lainnya, bahwa ini tidak sesuai dengan kita”.
“Kalau gagal
terus, sebenarnya tidak ada kata gagal, yang ada adalah kita berhasil untuk
menemukan sesuatu, datanglah ahlinya coba bertanya, orang lain bisa kita pasti
bisa”.
Gimana untuk mencapai cita-cita???
1.
Bermimpian setinggi-tingginya, jangan remehkan impian karena Allah Swt maha
mendengar.
2.
Rule model (jangan kagumi keberhasilannya tetapi ikuti prosesnya)
3.
Bela impian dengan semangat, keikhlasan, Man
Jadda Wajada.
4.
Man shobaro zhofira (Siapa bersabar,
dia akan beruntung)
5.
Man sara’ala ad-darbi washala (siapa
yang berjalan dijalanNya maka akan sampai, inilah tentang konsistensi)
“Khoirunnas anfa’uhum
linnas (sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memberi manfaat untuk orang
lain)”. (H.R Bukhari)
Kutipan Inspirasi Iman [25-04-2013] Ustadz Felix
Siauw dan Ahmad Fuadi (Penulis Novel Best Seller Negeri 5 menara)
No comments:
Post a Comment